BELAJAR DENGAN ORANG PINTAR
Ketika Hamzah Haz berkunjung ke Singapura dan bertemu dengan Lee Kuan Yew. Dia kagum dengan kemajuan Singapura dan pada kesempatan ini langsung bertanya pada Senior Minister Lee,
"Bagaimana menata negara menjadi seperti ini, pak Lee ?"
Setelah berpikir sejenak, Lee Kuan Yew menjawab dengan suara datar, "Kelilingilah dirimu dengan orang orang yang pandai."
Terus Hamzah Haz bertanya lagi, "Bagaimana memilih orang-orang yang pandai ini ?"
Jawab Senior Minister sambil mengerutkan kening, "Ujilah dengan pertanyaan yang tepat."
Terus Lee Kuan Yew menelpon Perdana Menteri Goh, "Goh, saya ada pertanyaan. Siapakah orang ini ? Ayahnya ayahmu, ibunya ibumu tetapi dia bukan adikmu dan bukan kakakmu. Siapa gerangan dia ini ?"
"Ah, itu sih gampang Senior Minister. Itu kan saya sendiri." jawab PM Goh.
"Bagus." sambutnya, sambil senyum-senyum Senior Minister Lee meletakkan gagang telpon dan bilang sama Hamzah Haz, "Yach, begitulah caranya, bung Hamzah."
Begitu sampai di Jakarta, saking penasarannya langsung dia ke Istana mencari Ibu Mega yang kebetulan di kamar mandi. Dia gedor-gedor pintunya dan bertanya sama Ibu Mega,
"Ibu Mega, saya ada pertanyaan mendesak. Siapakah orang ini ? Ayahnya ayahmu, ibunya ibumu tetapi dia bukan adikmu dan bukan kakakmu. Siapa gerangan dia ini ?"
Ibu Mega diam sejenak dan dari dalam segera menyahut, "Jawabannya saya berikan minggu depan !"
Setelah dua minggu, Ibu Mega tanya kiri kanan ternyata tidak ada satupun yang bisa menjawab dengan memuaskan.
Bambang Kesowo bilang, "Eh Ibu, kita lupa tanya sama Pak Kwik Kian Gie. Dia kan selalu ada jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sulit."
Terus Ibu Mega tanya Kwik Kian Gie melalui telpon dan dengan ringan dijawab olehnya, "Ya tentunya saya sendiri dong, Ibu Mega." Legalah Ibu Mega ini dan langsung Hamzah Haz dipanggil ke Istana.
"Saya tahu jawabannya pak Hamzah", ujar Megawati dengan nada sangat bangga. "Jawabannya ialah ... Pak Kwik."
"Wah, salah Bu Mega." kata pak Hamzah dengan terperanjat, "Jawaban yang benar ialah ... Perdana Menteri Goh."
"Bagaimana menata negara menjadi seperti ini, pak Lee ?"
Setelah berpikir sejenak, Lee Kuan Yew menjawab dengan suara datar, "Kelilingilah dirimu dengan orang orang yang pandai."
Terus Hamzah Haz bertanya lagi, "Bagaimana memilih orang-orang yang pandai ini ?"
Jawab Senior Minister sambil mengerutkan kening, "Ujilah dengan pertanyaan yang tepat."
Terus Lee Kuan Yew menelpon Perdana Menteri Goh, "Goh, saya ada pertanyaan. Siapakah orang ini ? Ayahnya ayahmu, ibunya ibumu tetapi dia bukan adikmu dan bukan kakakmu. Siapa gerangan dia ini ?"
"Ah, itu sih gampang Senior Minister. Itu kan saya sendiri." jawab PM Goh.
"Bagus." sambutnya, sambil senyum-senyum Senior Minister Lee meletakkan gagang telpon dan bilang sama Hamzah Haz, "Yach, begitulah caranya, bung Hamzah."
Begitu sampai di Jakarta, saking penasarannya langsung dia ke Istana mencari Ibu Mega yang kebetulan di kamar mandi. Dia gedor-gedor pintunya dan bertanya sama Ibu Mega,
"Ibu Mega, saya ada pertanyaan mendesak. Siapakah orang ini ? Ayahnya ayahmu, ibunya ibumu tetapi dia bukan adikmu dan bukan kakakmu. Siapa gerangan dia ini ?"
Ibu Mega diam sejenak dan dari dalam segera menyahut, "Jawabannya saya berikan minggu depan !"
Setelah dua minggu, Ibu Mega tanya kiri kanan ternyata tidak ada satupun yang bisa menjawab dengan memuaskan.
Bambang Kesowo bilang, "Eh Ibu, kita lupa tanya sama Pak Kwik Kian Gie. Dia kan selalu ada jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sulit."
Terus Ibu Mega tanya Kwik Kian Gie melalui telpon dan dengan ringan dijawab olehnya, "Ya tentunya saya sendiri dong, Ibu Mega." Legalah Ibu Mega ini dan langsung Hamzah Haz dipanggil ke Istana.
"Saya tahu jawabannya pak Hamzah", ujar Megawati dengan nada sangat bangga. "Jawabannya ialah ... Pak Kwik."
"Wah, salah Bu Mega." kata pak Hamzah dengan terperanjat, "Jawaban yang benar ialah ... Perdana Menteri Goh."
Comments
Post a Comment