NOT JUST SERVICE, WE GIVE VALUE
Slogan
diatas terasa tidak asing lagi bagi kita. Tidak sekedar layanan, kami
mempersembahkan nilai. Istilah value
memang sangat populer dalam dunia bisnis masa kini yang sangat kompetitif. Value
semakin penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan dan menjadi bagian
integral strategi perusahaan, khususnya dalam strategi pemasaran produknya. Kata value menjadi mantra yang sama pentingnya baik bagi pelaku bisnis
maupun customer. Transaksi bisnis
tidak ada artinya tanpa value yang
diciptakan melalui creating value yang tepat.
Namun bagaimana mungkin value dapat diciptakan jika kita tidak memahami apa yang dimaksud
dengan value tersebut. Dalam arti sempit, Value adalah nilai atau harga dari
barang/jasa dan itu bisa secara ekonomis, emosional atau keduanya (ekonomis dan
emosional sekaligus). Untuk lebih jelasnya, saya akan memberikan beberapa
contoh :
- Value secara ekonomis misalnya Anda membeli mobil “A” karena mobil tersebut mobil baru dengan harga di bawah Rp 100 Juta, daripada anda membeli mobil bekas maka anda putuskan membeli mobil tersebut. Anda mendapatkan manfaat ekonomis misalnya dalam hal bebas biaya maintenance selama 3 tahun daripada harus membeli mobil bekas dengan harga sedikit dibawah atau dengan harga yang sama tapi anda harus bersiap mengeluarkan biaya rutin untuk maintenance. Secara ekonomis anda mendapat value yang terpenuhi dari produk tersebut.
- Value secara emosional misalnya Anda membeli mobil “B” karena mobil tersebut memberikan gengsi kepada pemiliknya. Anda tidak peduli kalau harga jual kembalinya jatuh, boros perawatan, menguras kantong dan cash flow karena harus mengangsur dalam jumlah besar selama jangka waktu tertentu, dan alasan ekonomis lainnya.
- Value secara ekonomis dan emosional misalnya Anda membeli mobil merk “C” karena valuenya sebagai mobil yang terjangkau secara harga, efisien bahan bakar, aman dikendarai, memberikan gengsi bagi pemiliknya, dan memiliki purna jual yang baik.
Oleh sebab itu setiap produk/jasa memiliki “perceiving
value” nya masing-masing, yang merupakan value yang terbangun dari berbagai faktor baik yang tangible
(nyata) maupun intangible (tak nyata) dari kedua aspek ekonomis dan emosional
tadi. Value yang dipersepsikan
customer sebagai sesuatu yang super (superior
perceived value) dapat menjadi penyebab bertambahnya loyalitas pelanggan dan sebaliknya akan menjadi pendorong untuk beralih pada produk atau perusahaan pesaing. Value merupakan senjata
paling ampuh dalam merebut target pasar.
Pada tulisan kali ini, kita mencoba memahami value dalam ruang lingkup perbankan. Agar dapat menciptakan nilai, kita harus terlibat dan memandang diri kita dari perspektif nasabah. Dengan demikian pengetahuan dan pemahaman akan kebutuhan dan keinginan nasabah menjadi hal mutlak untuk diketahui. Tanpa informasi serta pemahaman akan kebutuhan dan keinginan nasabah, maka kita tidak mungkin akan menawarkan nilai yang sesuai agar memuaskan nasabah.
Nilai nasabah atau customer
value adalah selisih antara manfaat yang diperoleh customer dari suatu produk/jasa dengan upaya dan pengorbanan yang
dilakukannya untuk mendapatkan dan menggunakan produk/jasa itu. Suatu produk/jasa
yang dibeli customer dari perusahaan
semakin memuaskan jika customer itu
mendapatkan value yang tinggi.
Secara
konseptual, nilai nasabah (custumer value)
tergantung pada kualitas produk (fitur), kualitas layanan (service), harga (suku bunga/biaya), dan image dari produk/perusahaan.
Dalam ilmu
pemasaran, pernyataan yang menjelaskan mengapa customer membeli produk atau menggunakan layanan disebut dengan Value
Proposition (VP). VP harus
dirancang dengan jelas untuk meyakinkan customer
bahwa suatu produk/jasa yang dijual memiliki nilai tambah yang lebih dari
pesaing lainnya. Meskipun demikian secara garis besar kita bisa golongkan
menjadi 2 besar value proposition,
yaitu Kuantitatif dan Kualitatif. Contoh value
proposition kuantitatif adalah : biaya murah dan kecepatan pelayanan. Contoh VP
kualitatif adalah rasa nyaman, rasa senang, rasa bangga, status dan sebagainya.
Salah satu
dari Value Proposition adalah yang disampaikan oleh Alexander Osterwalder dan
Yves Pigneur yaitu : Newness (kebaruan) Performance (kinerja), Customization,
Getting the job done (penyelesaian pekerjaan), Design (desain), Brand/Status
(merek/status), Price (harga), Cost Reduction (pengurangan biaya), Risk
Reduction (pengurangan resiko), Accessibility (akses), dan convenience /
usability (kenyamanan / kemudahan penggunaan). Berikut contohnya dalam
industri perbankan adalah sebagai berikut:
Newness
Proposisi
nilai kebaruan, adalah proposisi nilai yang sebelumnya tidak pernah ditawarkan
oleh perusahaan manapun. Seperti BCA dengan Kartu Flazznya sebagai pengganti
uang fisik, sehingga menawarkan nilai yang benar-benar baru bagi nasabahnya.
Performance
Umumnya,
untuk menciptakan nilai, perusahaan harus melakukan peningkatan kinerja produk
jasanya. Produsen motor akan menambah nilai dengan cara menambah kapasitas
mesin, sehingga motor bisa berlari lebih cepat. Dalam industri perbankan
peranan teknologi informasi dalam mendukung performa produk jasa yang
ditawarkan menjadi sangat penting. Selain itu peningkatan kualitas SDM akan mendukung
performa kualitas layanan yang cepat dan handal.
Customization
Customization
adalah produk jasa yang disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan. Sebagai
contoh adalah tabungan BTN junior yang ditujukan untuk anak-anak. Segala properti
yang mendukung tabungan ini seperti buku tabungan, ATM, ataupun souvenir
disesuaikan dengan model kanak-kanak.
Getting the
job done
Nilai dapat
diciptakan hanya dengan membantu nasabah melakukan pekerjaan tertentu. Sebagai
contoh adalah fasilitas auto debet pembayaran tagihan listrik, air, kartu
kredit, tv kabel, dsb. Dengan fitur tersebut, segala pembayaran tagihan nasabah
dapat dilakukan secara auto debet.
Design
Suatu produk
jasa dapat unggul di pasar bisa jadi karena designnya. Contoh paling mudah
adalah BNI meluncurkan credit/debit card dengan design klub sepakbola Chelsea.
Rancangan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan selera pasar.
Brand/Status
Perusahaan
dapat memberikan nilai kepada pelanggan dengan cara member status. Dalam hal
ini status sosial ekonomi seseorang dapat dilihat rekening yang mereka
miliki seperti Mandiri Prioritas & Platinum. Perusahaan dapat mendesign value proposition utnuk memenuhi
kebutuhan pengakuan status pelanggan.
Price
Pada segmen
pasar yang sensitive terhadap harga, biaya yang rendah hingga bebas biaya untuk
produk/jasa akan memberikan nilai tersendiri. Beberapa bank menawarkan fitur
tabungan yang bebas biaya contohnya produk Tabungan Danamon Lebih melakukan
upaya untuk memberikan nilai tambah dari aspek harga.
Cost
Reduction
Perusahaan
dapat memberi nilai kepada pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas
yang dilakukan pelanggan. Sebagai contoh adalah CIMB Niaga memberikan diskon
kepada nasabahnya yang melakukan pembelian produk barang/jasa pada
merchan-merchan berlogo CIMB.
Risk
Reduction
Perusahaan
dapat memberi nilai untuk pelanggannya dengan cara mengurangi resiko yang
dihadapi pelanggan. Contohnya produk tabungan rencana atau tabungan pensiun
yaitu simpanan nasabah yang memberikan rasa aman bagi pemiliknya selama masa
menabung karena ada perlindungan asuransi.
Accessibility
Cara lain
memberikan nilai untuk pelanggan adalah memberikan akses kepada pelanggan yang
semula tidak bisa mendapatkan jasa / produk. Contohnya adanya ATM setoran
tunai. Memudahkan akses nasabah untuk menyetor dananya cukup melalui mesin ATM
pada saat jadwal kas bank tutup.
Convenience/usability
Perusahaan
dapat menciptakan nilai untuk pelanggannya dengan cara mebuat mereka dapat
melakukan aktivitas menjadi lebih nyaman. Industri perbankan saat ini sedang
berada pada transisi menuju teknologi digital. Nasabah dapat mengakses rekening
secara mudah melalui jaringan internet maupun ponsel sehingga memberikan
kenyamanan dan kepraktisan karena dapat bertransaksi dengan mudah dimana saja, kapan
saja.
Value dalam Bisnis
Dalam bisnis,
kita wajib membangun value yang baik
dalam hal produk/jasa (services) yang
dijual atau sampaikan ke customer.
Selalu ada tarik menarik antara membangun value
dan kepentingan lainnya dalam hal costumer
satisfaction, brand awareness, cash flow, aging, productivity, margin, scale,
shrinkage, profitability, dan seabreg KPI lainnya. Value adalah resultant dari semua faktor tersebut. Value (nilai) dapat diciptakan
melalui :
- Inovasi produk
- Manfaat tambahan
- Ikatan produk-jasa (product-service bundling)
- Branding
- Sinergi produk
Jadi, setelah memahami beberapa hal tentang value di atas, pertanyaan besarnya
adalah Apakah kita telah termasuk pada kriteria di atas, sehingga dapat memberikan
nilai bagi nasabah? Value harus
selaras dengan konsep bisnis yang dibangun. Creating
value menjadi sangat penting untuk mengadopsi semua faktor diatas dalam
keadaan keseimbangan yang positif.
Comments
Post a Comment