TRIP TO SINGAPORE
It’s time to vocation. Sepertinya aroma liburan sudah mulai terasa setelah surat cuti saya ditandatangani oleh pimpinan. Yang artinya cuti disetujui :D. Cuti ini sebenarnya cuti tahun lalu yang belum saya ambil. Berhubung cuti tahun berikutnya akan jatuh tempo, jadi saya segera ambil cuti ini karena beberapa rupiah sudah ditukar dengan Dollar Singapore alias SGD (sebenarnya takut kursnya naik lagi :D). Maka tujuannya tentu saja negara singa atau singapura. Dan paspor untuk anak saya yang ketiga, Dai, segera diurus. Untungnya pengurusan paspor saat ini tidak seperti saat kami mengurus dulu. Bahkan katanya pendaftaran paspor sudah bisa online. Berikutnya.. tiket pesawat pp dan hotel yang harus saya pesan online. Sedangkan untuk kapal ferry batam – singapura, infonya lebih murah yang dipesan di counter daripada beli tiketnya online.
Kali ini perjalanan ke Singapura ditempuh via Batam. Cuaca pada saat hari H menuju Batam (Hang Nadim) dari Pekanbaru (SSK3) agak mendung. Alhamdulillah perjalanan tidak ada kendala dan berjalan lancar. Namun di Batam tidak demikian, cuacanya cerah sekali. Dan saat itu sudah dijemput oleh teman istri saya untuk mengantar kami ke penginapan. Lokasi hotel berada di daerah Nagoya yang merupakan daerah yang cukup rame dan tempatnya shooping kota Batam. Sesampainya di hotel, kami tidak beristirahat dulu, tapi langsung bergerilya untuk mencari tiket kapal ferry dari batam ke singapura. Di Mall Nagoya Hill kami dapat tiket ferry yang namanya Wave Master dg harga promo Rp.270.000/orang PP. Untungnya anak dibawah 1 tahun gratis (lumayan hemat :D). Namun tiket yang masih tersisa hanya tiket jam 06.00 WIB. Perburuan tiket pun berakhir dengan beristirahat di hotel persiapan esok hari di negeri orang.
Jam 4.30 pagi kami menuju pelabuhan dengan menggunakan taksi hotel yang sebelumnya sudah kami booking dengan waktu kurang lebih 10 menit dari Nagoya ke pelabuhan Batam Center. Sebenarnya ada banyak pelabuhan di Batam. Kami memilih berangkat dari pelabuhan Batam Center karena memang ferry yang dipesan ini cuma disana berangkatnya. Sesampainya di pelabuhan sudah banyak orang2 antri mau chek-in. Sambil menunggu azan subuh kamipun antri diimigrasi pelabuhan, sementara saya shalat kami gantian untuk mengantri. Tidak lupa kamipun membeli sarapan nasi lemak karena takutnya susah mencari makanan halal disana. Didalam kapal ada rombongan biksu yang berbaik hati memberi kami sarapan nasi lemak 2 kotak,padahal kami sudah sarapan tapi dia bilang “this is for your anak” ,alhamdulillaah tidak ada doa tolak rezeki,hehehe. Juga tak lupa foto dulu dikapal ferrynya :p
Tiba di pelabuhan harbour front singapore kami harus berdesakan antri diimigrasi yang lumayan lama urusannya. Anak2 yang awalnya semangat kali mulai bosan karena antrian yang lama. Akhirnya melewati imigrasi dengan mulus, saatnya memulai pertualangan....
Tujuan utamanya adalah merlion. Merlion adalah patung yang berkepala singa dengan badan seperti ikan merupakan ikon dari negara singapura. Ada pameo tidak ke singapura kalau tak foto di merlion. Diawali dengan mencari ticket office untuk membeli tiket MRT. Ada beberapa jenis tiketnya antara lain Standard Ticket, EZ-Link dan Singapore Tourist Pass. Kali ini kami membeli tiket Singapore Tourist Pass (STP) yaitu kartu pass yang bisa digunakan untuk menaiki transportasi umum di Singapura secara tak terbatas. Dengan kartu ini bisa naik angkutan umum MRT, LRT serta bus berulang kali tanpa membayar lagi. Kartu ini didesain untuk turis yang tinggal di Singapura selama 1-3 hari saja. Pembelian STP di counter menggunakan sistem sewa kartu. Harganya $20, namun $10 merupakan deposit yang akan dikembalikan ketika kita mengembalikan kartu STP. Bila dalam 5 hari kita mengembalikan kartu tersebut, maka uang $10 bisa diambil. Bila tidak dikembalikan, maka kartu menjadi milik kita dan dapat diisi ulang seperti kartu EZ-Link biasa. Sedangkan untuk anak2 dibawah 7 tahun gratis. Jadi dikasih kartu cuma-cuma dengan menunjukkan paspornya di loketnya.
Cukup lama juga kami mencarinya, karena arealnya cukup luas disebabkan MRT Harbourfront menyatu dengan pelabuhan dan mall Vivo City. Untuk mencapai merlion, kita menuju MRT Rafles yang merupakan stasiun MRT yang terdekat. Sesampainya di Rafles, kami istirahat dulu sebelum melanjutkan jalan kesana. Menyeberang sedikit, sampai deh di-ikonnya negara ini. Memang cuaca saat itu agak mendung, tapi untungnya kami masih sempat foto2 dulu dengan latar merlion, marina bay, dan esplanade.
Setelah puas foto disana, kami melanjutkan perjalanan ke Bugis. Rencananya sih mau beli oleh2 di Bugis Street, tapi cukup melelahkan karena harus banyak berjalan apalagi anak-anak sepertinya cukup lelah. Jadi kami istirahat sambil makan siang disana. Dan memang akhirnya tidak jadi beli oleh2nya disana. Berarti masih ada rute untuk beli oleh2 di daerah China Town atau Little India yang katanya banyak menjual oleh2 khas sana dengan harga murah. Dari Bugis, kami langsung melaju ke daerah wajib untuk berfoto ria juga di negara singapura yaitu Universal Studio.
Disana cukup sulit untuk mencari tempat sholat, sehingga kami harus menjamak sholat zuhur dengan ashar. Kami sholat di daerah China Town, tepatnya di masjid Jamae (Chulia). Uniknya disini terdapat 3 tempat ibadah agama yang berbeda yaitu Kuil Sri Mariamman Temple, ). Jamae Mosque di jalan South Bridge Road yang merupakan tempat ibadah tertua di Singapura. Dengan berjalan sedikit lebih jauh, kita juga bisa menemukan Buddha Tooth Relic Temple (Kuil Relik Gigi Sang Buddha) yang mengagumkan, kuil ini terkenal karena menyimpan gigi Sang Buddha. Karena anak2 sudah mulai bosan, akhirnya kami pun memutuskan untuk beli oleh2nya di daerah China Town ini sambari tak lupa foto2nya :D
Karena sudah sore, kami tidak sempat lagi kemana-mana dan harus balik ke pelabuhan untuk bersiap pulang ke tanah air. Sampai di pelabuhan Batam, kami pulang ke hotel dengan penuh lelah sedangkan anak2 juga sudah tidur semua karena kecapean.
Esoknya kami harus bersiap untuk balik ke Pekanbaru. Namun keluarga teman istri saya mengajak kami jalan2 dulu untuk membeli oleh2 khas batam. Setelah itu kami diantar ke Bandara untuk kembali ke Pekanbaru. Alhamdulillah akhirnya sore sudah sampai lagi kami di Pekanbaru, tapi next time anak2 maunya liburan ke daerah lain.
Kali ini perjalanan ke Singapura ditempuh via Batam. Cuaca pada saat hari H menuju Batam (Hang Nadim) dari Pekanbaru (SSK3) agak mendung. Alhamdulillah perjalanan tidak ada kendala dan berjalan lancar. Namun di Batam tidak demikian, cuacanya cerah sekali. Dan saat itu sudah dijemput oleh teman istri saya untuk mengantar kami ke penginapan. Lokasi hotel berada di daerah Nagoya yang merupakan daerah yang cukup rame dan tempatnya shooping kota Batam. Sesampainya di hotel, kami tidak beristirahat dulu, tapi langsung bergerilya untuk mencari tiket kapal ferry dari batam ke singapura. Di Mall Nagoya Hill kami dapat tiket ferry yang namanya Wave Master dg harga promo Rp.270.000/orang PP. Untungnya anak dibawah 1 tahun gratis (lumayan hemat :D). Namun tiket yang masih tersisa hanya tiket jam 06.00 WIB. Perburuan tiket pun berakhir dengan beristirahat di hotel persiapan esok hari di negeri orang.
Jam 4.30 pagi kami menuju pelabuhan dengan menggunakan taksi hotel yang sebelumnya sudah kami booking dengan waktu kurang lebih 10 menit dari Nagoya ke pelabuhan Batam Center. Sebenarnya ada banyak pelabuhan di Batam. Kami memilih berangkat dari pelabuhan Batam Center karena memang ferry yang dipesan ini cuma disana berangkatnya. Sesampainya di pelabuhan sudah banyak orang2 antri mau chek-in. Sambil menunggu azan subuh kamipun antri diimigrasi pelabuhan, sementara saya shalat kami gantian untuk mengantri. Tidak lupa kamipun membeli sarapan nasi lemak karena takutnya susah mencari makanan halal disana. Didalam kapal ada rombongan biksu yang berbaik hati memberi kami sarapan nasi lemak 2 kotak,padahal kami sudah sarapan tapi dia bilang “this is for your anak” ,alhamdulillaah tidak ada doa tolak rezeki,hehehe. Juga tak lupa foto dulu dikapal ferrynya :p
Tiba di pelabuhan harbour front singapore kami harus berdesakan antri diimigrasi yang lumayan lama urusannya. Anak2 yang awalnya semangat kali mulai bosan karena antrian yang lama. Akhirnya melewati imigrasi dengan mulus, saatnya memulai pertualangan....
Tujuan utamanya adalah merlion. Merlion adalah patung yang berkepala singa dengan badan seperti ikan merupakan ikon dari negara singapura. Ada pameo tidak ke singapura kalau tak foto di merlion. Diawali dengan mencari ticket office untuk membeli tiket MRT. Ada beberapa jenis tiketnya antara lain Standard Ticket, EZ-Link dan Singapore Tourist Pass. Kali ini kami membeli tiket Singapore Tourist Pass (STP) yaitu kartu pass yang bisa digunakan untuk menaiki transportasi umum di Singapura secara tak terbatas. Dengan kartu ini bisa naik angkutan umum MRT, LRT serta bus berulang kali tanpa membayar lagi. Kartu ini didesain untuk turis yang tinggal di Singapura selama 1-3 hari saja. Pembelian STP di counter menggunakan sistem sewa kartu. Harganya $20, namun $10 merupakan deposit yang akan dikembalikan ketika kita mengembalikan kartu STP. Bila dalam 5 hari kita mengembalikan kartu tersebut, maka uang $10 bisa diambil. Bila tidak dikembalikan, maka kartu menjadi milik kita dan dapat diisi ulang seperti kartu EZ-Link biasa. Sedangkan untuk anak2 dibawah 7 tahun gratis. Jadi dikasih kartu cuma-cuma dengan menunjukkan paspornya di loketnya.
Cukup lama juga kami mencarinya, karena arealnya cukup luas disebabkan MRT Harbourfront menyatu dengan pelabuhan dan mall Vivo City. Untuk mencapai merlion, kita menuju MRT Rafles yang merupakan stasiun MRT yang terdekat. Sesampainya di Rafles, kami istirahat dulu sebelum melanjutkan jalan kesana. Menyeberang sedikit, sampai deh di-ikonnya negara ini. Memang cuaca saat itu agak mendung, tapi untungnya kami masih sempat foto2 dulu dengan latar merlion, marina bay, dan esplanade.
Setelah puas foto disana, kami melanjutkan perjalanan ke Bugis. Rencananya sih mau beli oleh2 di Bugis Street, tapi cukup melelahkan karena harus banyak berjalan apalagi anak-anak sepertinya cukup lelah. Jadi kami istirahat sambil makan siang disana. Dan memang akhirnya tidak jadi beli oleh2nya disana. Berarti masih ada rute untuk beli oleh2 di daerah China Town atau Little India yang katanya banyak menjual oleh2 khas sana dengan harga murah. Dari Bugis, kami langsung melaju ke daerah wajib untuk berfoto ria juga di negara singapura yaitu Universal Studio.
Disana cukup sulit untuk mencari tempat sholat, sehingga kami harus menjamak sholat zuhur dengan ashar. Kami sholat di daerah China Town, tepatnya di masjid Jamae (Chulia). Uniknya disini terdapat 3 tempat ibadah agama yang berbeda yaitu Kuil Sri Mariamman Temple, ). Jamae Mosque di jalan South Bridge Road yang merupakan tempat ibadah tertua di Singapura. Dengan berjalan sedikit lebih jauh, kita juga bisa menemukan Buddha Tooth Relic Temple (Kuil Relik Gigi Sang Buddha) yang mengagumkan, kuil ini terkenal karena menyimpan gigi Sang Buddha. Karena anak2 sudah mulai bosan, akhirnya kami pun memutuskan untuk beli oleh2nya di daerah China Town ini sambari tak lupa foto2nya :D
Karena sudah sore, kami tidak sempat lagi kemana-mana dan harus balik ke pelabuhan untuk bersiap pulang ke tanah air. Sampai di pelabuhan Batam, kami pulang ke hotel dengan penuh lelah sedangkan anak2 juga sudah tidur semua karena kecapean.
Esoknya kami harus bersiap untuk balik ke Pekanbaru. Namun keluarga teman istri saya mengajak kami jalan2 dulu untuk membeli oleh2 khas batam. Setelah itu kami diantar ke Bandara untuk kembali ke Pekanbaru. Alhamdulillah akhirnya sore sudah sampai lagi kami di Pekanbaru, tapi next time anak2 maunya liburan ke daerah lain.
Comments
Post a Comment