MODEL ANTRIAN
Antrian adalah suatu kejadian yang
biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk
mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol,
pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain
merupakan kejadian yang sering ditemui. Studi tentang antrian bukan
merupakan hal yang baru.
a) Populasi
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus
Notasi yang sering dipakai adalah :
Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F).
Perilaku Biaya Antrian
Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
Dalam dunia nyata kita tidak suka
menunggu, maka tak heran bila kita punya pendapat bahwa menunggu adalah
pekerjaan yang paling menyebalkan. Di bawah ini diberikan contoh
beberapa situasi dimana antrian sangat penting.
Pengurangan waktu menunggu umumnya membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk memutuskan ya atau tidak untuk investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi untuk waktu antrian. Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi seperti ini. Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori antrian. Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan juga aplikasi dari Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\ metode algoritma teori antrian.
Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun
.
Sejarah Teori Antrian
- Contoh Supermarket. Berapa lama pelanggan harus menunggu di kasir ? apa yang terjadi dengan waktu tunggu selama puncak kesibukan ? apakah jumlah kasir cukup ?
- Contoh Sistem Produksi Sebuah mesin menghasilkan jenis produk yang berbeda. Berapa waktu pasti dari suatu pesanan? Apa yang mengurangi waktu pasti jika kita memiliki sebuah mesin ekstra? Haruskah kita membuat prioritas dari pesanan?
- Contoh Kantor Pos. Dalam suatu kantor pos ada konter-konter khusus didalamnya seperti stempel, packaging, ternsaksi keuangan dll. Apakah konternya sudah cukup? Bisakah Antrian terpisah atau antrian umum di depan konter dengan spesialisasi yang sama?
- Contoh Komunikasi Data Di dalam paket jaringan komunikasi standar komputer yang disebut sel ditransmisikan di dalam link dari satu switch ke yang lainnya. Pada setiap switch sel yang masuk dapat dibuffer ketika permintaan yang datang melebihi kapasitas link. Ketika buffer penuh cel yang masuk akan hilang. Apa yang menunda sel didalam switch? Pecahan sel yang mana yang akan hilang? Berapa ukuran buffer yang baik?
- Contoh Tempat Parkir Mereka akan mendirikan suatu area parkir baru di depan suatu supermarket. Seberapa besar seharusnya ?
- Contoh Perakitan Papan Sirkuit Printer Memasang komponen secara vertikal di atas papan printer dilakukan dalam suatu pusat perakitan yang terdiri dari sejumlah mesin penyisipan yang paralel. Masing-masing mesin mempunyai sebuah magazine untuk menyimpan komponen. Berapa waktu pasti yang dibutuhkan untuk produksi papan sirkuit itu? Bagaimana seharusnya pembagian komponen yang diperlukan untuk perakitan papan sirkuit printer disetiap mesin?
- Contoh Call Center dari suatu perusahaan asuransi ? Pertanyaan melalui telepon, mengenai kondisi-kondisi asuransi, ditangani oleh sebuah call center. Dimana masing-masing regu membantu nasabah dari masing-masing daerah tertentu. Berapa lama pelanggan menunggu sebelum sampai operator bersedia? Apakah jumlah telefon yang masuk cukup? Apakah operatornya cukup? Regu polling?
- Contoh Main Frame Komputer Banyak cashomat dihubungkan pada sebuah main frame komputer yang besar yang dapat menangani semua teransaksi finansial. Apakah kapasitas komputer mainframe cukup? Apa yang terjadi jika penggunaan cashomat meningkat?
- Contoh Gardu Tol Pengendara motor harus membayar bea masuk untuk melewati sebuah jembatan. Apakah gardu tol cukup? Contoh Rambu Lalu Lintas Bagaimana kita harus mengatur rambu lalu lintas agar waktu tunggu dapat diterima?
Pengurangan waktu menunggu umumnya membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk memutuskan ya atau tidak untuk investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi untuk waktu antrian. Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi seperti ini. Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori antrian. Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan juga aplikasi dari Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian adalah sistem produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian. Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan\ metode algoritma teori antrian.
Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi. Pada model simulasi, solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam – macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat kedatangan yang mana pun
.
Sejarah Teori Antrian
Teori tentang antrian diketemukan dan
dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada
perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen
tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan
automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara
otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk
melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri
menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Konsep Teori Antrian
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).
Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan
keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917
penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam
periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some
problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah
perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain
dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Bronson (1996: 310),
proses antrian merupakan proses yang berhubungan dengan kedatangan customer pada
suatu fasilitas pelayanan, menunggu panggilan dalam baris antrian jika belum
mendapatpelayanan dan akhirnya meninggalkan fasilitas pelayanan setelah
mendapat pelayanan. Proses ini dimulai saat customer – customer yang
memerlukan pelayanan mulai datang. Mereka berasal dari suatu populasi yang
disebut sebagai sumber input. Menurut Hillier dan Lieberman (1980: 401), proses
antrian adalah suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan customer ke
suatu sistem antrian.
Kemudian menunggu dalam antrian
hingga pelayan memilih customer sesuai dengan disiplin pelayanan, dan
akhirnya customer meninggalkan sistem antrian setelah selesai pelayanan.
Sistem antrian adalah himpunan customer, pelayan, dan suatu aturan yang
mengatur kedatangan para customer dan pelayanannya. Sistem antrian
merupakan “ proses kelahiran – kematian “ dengan suatu populasi yang terdiri
atas para customer yang sedang menunggu pelayanan atau yang sedang
dilayani. Kelahiran terjadi jika seorang customer memasuki fasilitas
pelayanan, sedangkan kematian terjadi jika customer meninggalkan
fasilitas pelayanan. Keadaan sistem adalah jumlah customer dalam suatu
fasilitas pelayanan.
Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut
1. Sistem pelayanan komersial
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).
Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Populasi dan cara kedatangan pelanggan datang ke dalam sistem
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan saat keluar sistem
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan saat keluar sistem
a) Populasi
Populasi
yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian
melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk
dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input.
Proses input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling
population, dan cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan
variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002), variable acak adalah suatu
variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai hasil dari percobaan
acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu. Bila variabel
acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia merupakan
variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi
pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b) Distribusi Kedatangan
Secara
umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat
kedatangan unit per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan
bisa teratur - tetap dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/
pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya memiliki
periode waktu yang sama. Kedatangan yang seperti ini biasanya hanya ada
di sistem produksi dimana antrian dikendalikan oleh mesin. Kedatangan
yang teratur sering kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk
yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam ini, kedatangan produk
untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah ditentukan
waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
- Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan waktu untuk melihat apakah waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti pola distribusi statistik tertentu. Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya berdistribusi eksponensial.
- Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan mencoba menentukan berapa banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem dalam kurun waktu T. Secara spesifik biasanya diasumsikan bahwa jumlah kedatangan per satuan waktu mengikuti pola distribusi Poisson.
Contoh :
Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan
terjadi secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n
kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,. Jika
kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan
dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli
matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah
aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon
melalui central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll,
dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang
terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama
10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi poisson:
i). rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
Ciri distribusi poisson:
i). rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
ii). bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini benar
- probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
- probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
- Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
- Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus
Jika
kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara
matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan
distribusi eksponensial .
Suatu
faktor yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran
populasi panggilan . Contoh : jika seorang tukang reparasi sedang
memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan dibatasi sampai dengan
enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa kedatangan mengikuti
distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak konstan. Jika
lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah daripada
bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.
Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.
c) Pola Kedatangan
Kedatangan
unit/ pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus, dapat
dikendalikan. Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan
potongan pada hari-hari tertentu yang sepi dengan maksud menggiring
pelanggan untuk datang pada jam sepi, memberikan harga tinggi pada
sesi-sesi padat agar pelanggan tergiring datang pada hari lain yang
lebih murah. Namun demikian, dalam beberapa kasus yang lain, kedatangan
unit/ pelanggan dalam antrian tidak dapat dikendalikan misalnya
permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau pemadam kebakaran atau
kantor polisi.
d) Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang
Kedatangan
tunggal atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja hanya
terdiri dari satu uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja
dalam satu kali kedatangan terdiri dari banyak unit yang disebut batch
arrivals, misalnya kedatangan undangan di lima acara pesta di sebuah
restoran.
e) Tingkat Kesabaran
Tingkat kesabaran pelanggan dalam antrian dikelompokkan menjadi dua, yakni
- Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang yang bersedia menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan perilaku tidak sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu dalam antrian.
- Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan yang tidak sabar dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama adalah orang yang datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian, lalu memutuskan meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang datang, melihat fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa lama kemudian meninggalkan sistem.
2. Sistem Pelayanan Antrian
Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan ketersediaan fasilitas.
Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis antrian/ baris tunggu dan ketersediaan fasilitas.
a) Garis antrian/ baris tunggu.
Faktor-faktor yang terkait dengan garis antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian dan disiplin antrian.
- Panjang Kapasitas Antrian
Dalam
pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat dikelompokkan
menjadu dua yakni 1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak
terbatas, misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau
antrian membeli tiket bioskop. 2) panjang kapasitas antrian yang
terbatas baik karena ketentuan peraturan atau karena keterbatasan
karakteristik ruang fisik, misalnya tempat parkir.
- Jumlah Antrian.
Jumlah
antrian dalam sistem antrian dikelompokkan menjadi dua yakni antrian
tunggal. Artinya hanya ada satu fasilitas layanan untuk melayani
antrian. 2) Antrian berganda/ multi. Artinya ada beberapa fasilitas
layanan di depan baris antrian.
- Disiplin Antrian
Disiplin
antrian dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive.
Disiplin preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang
melayani seseorang, kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan
meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan
pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan.
Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa orang yang
lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam kenyataannya
sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first come
first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan melakukan pembayaran
di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan
keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
Disiplin
antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri.
Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa
digunakan, yaitu :
- FirstCome FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang (sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian tiket bioskop.
- LastCome FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang sama.
- Service In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada
- peluang secara random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
- Priority Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam
hal di atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis
tunggu tetap tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak
terjadi. Misalnya, seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu
antrian dan meninggalkan antrian. Untuk entitas yang meninggalkan
antrian sebelum dilayani digunakan istilah pengingkaran (reneging).
Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis tunggu atau lama waktu
tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk menjelaskan entitas
yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan, 1991).
- Struktur Antrian
Dalam
mengelompokkan model-model antrian yang berbeda-beda, akan digunakan
suatu notasi yang disebut Kendall’s Notation. Notasi ini sering
dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama, karena notasi tersebut
merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya
model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi
ini.
Bentuk Model Umum :
1/ 2/ 3/ 4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
Notasi yang sering dipakai adalah :
Singkatan Penjelasan
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S Jumlah fasilitas pelayanan
I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K Distribusi Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S Jumlah fasilitas pelayanan
I Sumber populasi atau kepanjangan antrian tak-terbatas (infinite)
F Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
Tanda pertama notasi selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas (I) atau terbatas (F).
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel – Multi Phase
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
Istilah Multi Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel – Single Phase
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
Sistem Multi Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada teller sebuah bank.
4. Multi Channel – Multi Phase
Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Sistem Multi Channel – Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Berikut diberikan formula matematik untuk analisis kasus-kasus antrian yang memiliki karakteristik tertentu:
MODEL |
KARAKTERISTIK ANTRIAN
|
FORMULA MATEMATIKA |
||||||
Channel
|
Phase
|
Sumber populasi
|
Pola kedatangan
|
Pola pelayanan
|
Disiplin antrian
|
Panjang antrian
|
||
ANTRIAN TUNGGAL |
Tunggal |
Tunggal |
Tak terbatas |
Poisson |
Eksponensial |
FCFS |
Tak terbatas |
|
Tunggal |
Tunggal |
Tak terbatas |
Poisson |
Konstan |
FCFS |
Tak terbatas |
||
Tunggal |
Tunggal |
Terbatas |
Poisson |
Eksponensial |
FCFS |
Tak terbatas |
|
|
ANTRIAN GANDA |
Ganda |
Tunggal |
Tak terbatas |
Poisson |
Eksponensial |
FCFS |
Tak terbatas |
|
Keterangan:
= tingkat pelayanan,
p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani), tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, ts = rata-rata waktu dalam system, c= jumlah channel, Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian, X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan), W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian, U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan, T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi, L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, F = Faktor efisiensi
p = tingkat penggunaan fasilitas, nl = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, ns = rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani), tl = rata-rata waktu tunggu dalam antrian, ts = rata-rata waktu dalam system, c= jumlah channel, Pw = Probabilitas menunggu dalam antrian, X= service factor (proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan), W = Rata-rata waktu tunggu dalam antrian, U= rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan, T = Rata-rata waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi, L = rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian, F = Faktor efisiensi
b) Ketersediaan Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
- Tersedianya pelayanan
Mekanisme
pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam
pertunjukan bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada
waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya.
Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan terhenti dan
petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
- Kapasitas pelayanan
Kapasitas
dari mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat
dilayani secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama
untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah.
Karena itu, fasilitas pelayan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri
dari
satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih fasilitas pelayanan. Tiap –
tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut sebagai saluran
(channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat memiliki
beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti
pada penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu
saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan
fasilitas yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda
atau pelayanan ganda.
- Karakteristik Waktu Pelayanan/ Lamanya pelayanan
Lamanya
pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan
atau satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu,
waktu pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan
atau boleh juga berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan
analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel acak yang terpencar
secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu kedatangan
(Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
3. Exit
Setelah
pelanggan dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu keluar
sistem: 1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan mengantri
lagi, Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan
dioperasikan lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.atau 2)
pelanggan hanya kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang.
Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh atau modifikasi
sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat untuk rusak
lagi.
Perilaku Biaya Antrian
Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif
Berikut ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum memutuskan menambah fasilitas:
Menentukan
waktu tunggu yang masih dapat diterima oleh pelanggan. Susun tujuan
operasional didasarkan pada apa yang dapat diterima oleh pelanggan
- Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu lama.
- Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi. Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama dari normal karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi akan membuat mereka gelisah.
- Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
- Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat, maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan yang lama.
- Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam kepada pelanggan.
- Mendorong pelanggan untuk datang pada saat waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak perlu mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat sepi pelanggan.
- Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif untuk melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan metode kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Sumber : Hendra Poerwanto G, https://sites.google.com/site/operasiproduksi/teori-antrian)
Comments
Post a Comment