RAKSASA BISNIS RETAIL BERORIENTASI PELANGGAN
Toko Lotte dibuka pada tahun 1979 di Myong-dong, kawasan bisnis pusat kota dan distrik pertokoan di Seoul, Korea. Kini dikenal dengan nama Lotte Departement Store tumbuh sebagai retailer modern Korea, mencatat penjualan lebih dari 1 triliun won (sekitar US$1 Miliar). Prestasi penjualan 1 triliun won menunjukkan kepemimpinan pasar Lotte di Korea. Jumlah pelanggan yang membeli setiap hari rata-rata 55.000 orang. Lotte berdampak unik terhadap budaya belanja dan gaya bisnis Korea. Strategi Bisnis yang menekankan pertumbuhan dan economy of scale. Lotte meluncurkan cabang baru setiap tahun selama lima tahun terakhir dan kini jumlahnya mencapai 13 cabang.
Kendati Lotte mengharapkan pertumbuhan yang kuat, namun Lotte perlu mengatasi tantangan dari dalam dan luar industri departemen store. Ancaman pertama datang dari perkembangan toko diskon. Toko-toko diskon berskala besar tumbuh lebih cepat ketimbang departemen store. misalnya E-Mart meraih kenaikan penjualan sebesar 74%. Di samping para pemain domestik, berbagai toko diskon asing yang dilengkapi dengan kekuatan modal yang besar secara agresif melakukan ekspansi jariangan toko. Carrefour sebuah jaringan toko diskon Perancis membuka cabang terbarunya di Wonchon-dong, Suwon pada tahun 2000 yang menjadikannya sebagai peritel asing terbesar. Tesco dari Inggris memiliki 80% saham kepemilikan, mengadakan acara paparan informasi besar-besaran dengan mengundang berbagai institusi investasi asing yang terkenal seperti Morgan Stanley. Kemudian Wal-Mart dari AS melakukan penjualan diskon domestik yang pesat dengan mengambil-alih Makro Korea. Sumber-sumber industri mengatakan bahwa bisnis diskon dan marketing push yang dilakukan oleh Carefour, Wal-Mart dan Tesco akan semakin cepat, khususnya saat krisis ekonomi.
Comments
Post a Comment