PT Pos Indonesia di tengah Era Digital

 PT Pos Indonesia mempunyai sejarah panjang. Perusahaan merupakan salah satu perusahaan tertua di Indonesia. PT Pos Indonesia didirikan di Batavia pada tanggal 26 Agustus 1746, pada masa penjajahan Belanda, oleh Gubernur Jenderal Belanda saat itu, G.W Baron Van Imhof. Awalnya perseroan ini diperuntukkan bagi penduduk terutama para pedagang yang berasal dari Belanda dalam mengamankan surat-surat dan dokumen-dokumen perdagangannya.

Sejarah PT Pos Indonesia modern seperti sekarang ini dimulai dari tahun 1995, ketika status Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) Pos Indonesia. PT Pos Indonesia memfokuskan pada pos dan giro. Di masa kejayaan PT Pos tahun 1990-an, surat menyurat yang menjadi andalan perusahaan, menjadi alat komunikasi pokok pada saat itu. Telepon fixed line masih mahal dan belum merata. Persaingan juga belum banyak. Perusahaan juga meyakini pengiriman barang, dan pengiriman uang. Pada zaman tersebut, uang dikirimkan melalui wesel pos. Disamping itu, perusahaan juga menjual barang-barang yang berkaitan dengan pos, seperti perangko, materai, kertas segel, dan lainnya.

Dengan berjalannya waktu dan kemunculan tekonologi baru, PT Pos Indonesia mulai terkena dampak negatifnya. Munculnya teknologi internet dan digital membuat layanan tradisional PT Pos Indonesia, yaitu pengiriman surat menjadi kurang relevan. Dengan kemunculan teknologi digital, orang-orang tidak lagi mengirim surat melalui pos, namun mengirim surat melalui email. Untuk mengucapkan selamat, orang-orang sekarang ini menggunakan SMS atau pesat whatsapp (WA). Bisnis barang yang berkaitan seperti perangko juga semakin berkurang. Dalam kurun waktu tahun 2003-2008, PT Pos mengalami kerugian Rp606,5 milyar.

Untuk memperbaiki perusahaan, Pemerintah sebagai pemilik PT Pos mengeluarkan peraturan yang memungkinkan PT Pos melakukan transformasi bisnis. PT Pos Indonesia tidak hanya mejalankan bisnis surat, paket, dan keuangan, namun juga menjalankan bisnis lain melalui anak perusahaan induk, seperti PT Pos Logistik Indonesia, PT Pos Properti Indonesia, dan PT Bhakti Wasantara Net. PT Pos juga berusaha masuk ke bisnis baru di bidang lainnya, seperti lini bisnis retail, city courier, e-commerce, kargo udara, serta asuransi. Saat ini PT Pos memiliki aset yang eksternsif dengan jumlah kantor pos lebih dari 4.000 kantor dengan sebarannya di 24.000 titik layanan dan telah mencakup 100 persen kota dan kabupaten di Indonesia. PT Pos menjangkau hampir seluruh kecamatan di tanah air.

    cnbcindonesia.com

Untuk menghadapi era digital, PT Pos sudah berupaya melakukan sejumlah transformasi. Transformasi tersebut antara lain hadirnya aplikasi 'Posgiro mobile', yakni Pos hadir di telepon mobil. PT Pos ingin meningkatkan user experience. Giro di PT Pos didorong agar digunakan sebagai alat bayar, termasuk pengurusan gaji. Namun meskipun PT Pos sudah berusaha masuk ke sektor digital, persaingan di sektor tersebut cukup sengit. Saat ini, sudah muncul banyak aplikasi pembayaran yang lebih agresif seperti OVO, GOpay, Dana, dan lainnya, yang bersedia memberikan diskon besar-besaran untuk mendorong konsumen memakai jasa mereka. Mereka bersedia untuk merugi, sedangkan kemampuan BUMN (Badan Usaha Milik Negera) untuk merugi sangat terbatas. Kegiatan bakar-bakar uang tampaknya akan sulit dilakukan oleh BUMN, apalagi secara agresif.

PT Pos sedang memikirkan alternatif lain untuk berkompetisi. Daripada berkompetisi lansung dengan start-up digital yang lebih lincih, PT Pos memikirkan untuk menjadi partner mereka. Mereka memanfaatkan jasa dan kekuatan PT Pos. Kekuatan tersebut adalah jaringan aset PT Pos yang cukup besar dan ekstensif. Membuat jaringan sendiri tentunya sangat mahal, dengan fixed cost yang tinggi. engapa start-up tersebut tidak menggunakan jaringan PT Pos. Sebagai contoh, daripada membangun gedung sendiri yang mahal, mengapa tidak menyewa gudang PT Pos yang sudah tersebar di Indonesia. Alternatif tersebut sangat masuk akal, meskipun tentunya juga tidak akan semudah mengatakannya.

Pertanyaan Diskusi

  1. Menghadapi era digital, bagaimana perencanaan strategis yang Anda sarankan? Analisis SWOT, kemudian rumuskan perencanaan strategis untuk PT Pos Indonesia!
  2. Alternatif menjadikan PT Pos Indonesia sebagai partner dan backbone dari start-up digital merupakan alternatif yang logis. Evaluasi alternatif tersebut, apakah layak dilakukan? Adakah faktor kritis yang perlu dicermati oleh PT Pos?

Sumber: EKMA4116, 3.66-3.68

  • https://www.kompasiana.com/fery87654/5d357c400d82306a55032c72/pt-pos-indonesia-bangkrut-akh-cuma-isu-ternyata?page=all
  • https://www.merdeka.com/uang/wawancara-dirut-pos-indonesia-transformasi-pak-pos-di-era-digital.html

Comments

Popular Posts