WHATS WRONG WITH MARKETING



Ada sesuatu yang unik dengan ilmu pemasaran ini. Mungkin ini yang membuat saya tertarik berkecimpung di bidang ini baik dalam pekerjaan maupun akademik. Seiring perkembangan zaman dan peradaban manusia, marketing juga harus selalu mengikuti perkembangan yang dinamis tersebut. Sehingga teori-teori tentang marketing pun harus selalu di-update. Jika tidak, bisa jadi teori yang satu tidak akan relevan lagi untuk masa yang lain. Namun ada kalanya semua tersebut benar jika diterapkan dengan pemahaman yang benar serta kita mesti menganalisis dari sudut pandang teori yang lain.
Seberapa pentingnya ilmu marketing ini tidak sebanding dengan pandangan orang-orang kita tentang marketing ini. Banyak yang melihat marketing hanya sebatas sales, atau ada juga yang beranggapan bahwa marketing sama dengan sales. Padahal sales hanya satu diantara banyak dari fungsi marketing. Sehingga ilmu marketing pun kurang dihargai disini. Sebagai contoh jika dibuka lowongan kerja untuk marketing, pasti bisa diikuti untuk seluruh jurusan/disiplin ilmu. Kalau semua orang bisa, buat apa kuliah 6-10 semester untuk mempelajari marketing?
Selain itu, jika dilihat dari bidang pendidikan di negeri kita, marketing termasuk dari bagian sub jurusan. Marketing adalah salah satu dari konsentrasi jurusan manajemen di bawah naungan fakultas ekonomi. Sedangkan kalau kita lihat di luar negeri dan beberapa universitas di dalam negeri, marketing merupakan salah satu jurusan dari fakultas bisnis, yang mana ilmu ini berbeda dengan management (HR, Operation, Strategic) dan finance yang juga merupakan jurusan tersendiri. Ilmu marketing pun terus berkembang di luar dengan bermacam konsentrasi seperti consumer behavior, service marketing, advertising, dll. Posisi-posisi jabatan di dunia kerja pun lebih dihargai karena marketing tidak hanya sekedar menjual barang/jasa. Oleh karena itu, selama ini memang telah terjadi gap antara persepsi orang-orang kita tentang marketing ini. Tapi akhirnya saya memperoleh kesimpulan bahwa ilmu marketing yang kita pelajari, hanya bisa diterapkan disini ketika kita berada pada posisi top manajemen.
Disamping kesalahan-kesalahan perbedaan persepsi, juga terdapat kesalahan perbedaan asumsi pada implikasi teorinya di dunia nyata. Nah..sedikit contoh, ada beberapa hal yang bisa menjadi jebakan, jika kita tidak bijaksana dalam mengurai dan mengimplementasikan sebuah teori.

PRODUK BAGUS/BERKUALITAS PASTI TERJUAL
Pada kenyataannya berapa banyak barang/jasa yang diproduksi oleh industri UKM (usaha kecil menengah) di negera kita yang memiliki kualitas yang sama dengan produk sejenis yang diproduksi oleh negara asing. Namun sayangnya produksi industri dalam negeri kita tetap tidak dapat bersaing. Apalagi ditambah dengan minimnya dukungan pemerintah.

BRAND TERKENAL PASTI LAKU
Mungkin kita masih ingat beberapa brand handphone yang berada di posisi puncaknya sewaktu dulu seperti Nokia dan Blackberry. Namun setelah itu Nokia mem-PHK-kan karyawannya dengan alasan efisiensi, sedangkan Blackberry menjual beberapa saham dan produk unggulannya berupa Blackberry Messanger agar dapat bertahan. Dalam hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa brand yang terkenal belum tentu pasti laku selamanya jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah.
HARGA MURAH PASTI LARIS
Pandangan klasik ini bisa saja ada benarnya. Namun ini tidak bisa digeneralisasi pada seluruh jenis produk atau jasa. Untuk beberapa barang dan jasa tertentu, konsumen justru menganggap bahwa harga murah identik dengan kualitas yang rendah atau branding yang tidak populer.

KASIH DISKON BAKAL BANYAK YANG BELI
Rasanya strategi ini banyak sekali diaplikasikan oleh para pebisnis di lapangan. Namun beberapa teman saya masih ada yang mengeluh produknya tidak terjual meskipun sudah didiskon lebih lima puluh persen. Bahkan untuk orang Indonesia yang katanya suka diskon :D. Saya pikir strategi ini hanya pemicu pembelian yang tentunya tidak terlepas dari keputusan konsumen untuk membeli suatu produk dikarenakan oleh adanya need and want.
 
PROMOSI BAGUS AKAN MENDONGKRAK PENJUALAN
Promosi merupakan alat untuk memperkenalkan produk atau jasa sekaligus mengedukasi konsumen atas produk dan jasa yang ditawarkan. Tapi jika tidak dibarengi dengan kualitas bauran pemasaran yang lainnya, promosi justru hanya menjadi beban biaya yang terbuang sia-sia tanpa menghasilkan penjualan.

Sebenarnya masih banyak hal-hal lainnya yang dapat menjadi jebakan jika kita kurang bisa membuat kesimpulan bahwa pemahaman sangatlah penting karena tidak semua teori yang kita baca dari berbagai literatur itu bisa cocok diterapkan dalam semua bisnis.

Comments

Popular Posts