Tujuh Langkah Structural Equation Modeling (SEM)
Melanjutkan ulasan mengenai MENGAPA MENGGUNAKAN SEM (Structural Equation Modeling)?
Karena masih banyak kawan-kawan yang merasa sulit menggunakan alat analisis ini
untuk penelitiannya. Maka untuk memudahkannya, berikut ini akan dipaparkan
mengenai alur dan langkah-langkah dalam analisis SEM.
Langkah
pertama: Pengembangan Model Teoritis
Langkah
pertama dalam SEM adalah melakukan identifikasi secara teoretis terhadap
permasalahan penelitian. Topik penelitian ditelaah secara mendalam dan hubungan
antara variabel-variabel yang akan dihipotesiskan harus didukung oleh
justifikasi teori yang kuat. Hal ini dikarenakan SEM adalah untuk
mengkonfirmasikan apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak. Jadi
SEM tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis kausalitas imaginer. Langkah
ini mutlak harus dilakukan dan setiap hubungan yang akan digambarkan dalam
langkah lebih lanjut harus mempunyai dukungan teori yang kuat. Berbeda halnya
dengan metode lain yaitu Partial Least Square (PLS) yang tidak
memerlukan dukungan teori dan dapat digunakan untuk menguji hipotesis
kausalitas imaginer.
Langkah
kedua: Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)
Langkah
kedua adalah menggambarkan kerangka penelitian dalam sebuah diagram alur (path
diagram). Kesepakatan yang ada dalam penggambaran diagram alur telah
dikembangkan oleh LISREL, sehingga tinggal menggunakannya saja. Beberapa
ketentuan yang ada pada penggambaran diagram alur adalah:
- Anak panah satu arah digunakan untuk melambangkan hubungan kausalitas yang bisanya merupakan permasalahan penelitian dan juga dihipotesiskan
- Anak panah dua arah digunakan untuk melambangkan korelasi antara dua variabel eksogen dan mungkin juga korelasi antara dua indikator.
- Bentuk elips, digunakan untuk melambangkan suatu konstruk yang tidak diukur secara langsung, tetapi diukur dengan menggunakan satu atau lebih indikator.
- Bentuk kotak, melambangkan variabel yang diukur langsung (observed)
- Huruf e, digunakan untuk melambangkan kesalahan pada masing-masing pengamatan. Nilai ini harus diberikan kepada setiap variabel observed.
- Huruf z, digunakan untuk melambangkan kesalahan estimasi. Nilai ini diberikan kepada semua variabel endogen.
- Variabel eksogen, adalah variabel yang mempengaruhi, biasa disebut variabel independen dalam analisis regresi.
- Variabel endogen, adalah variabel yang dipengaruhi, biasa disebut variabel dependen dalam analisis regresi.
Langkah
Ketiga: Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan Struktural dan Model
Pengukuran
Langkah
ketiga adalah mengkonversikan diagram alur ke dalam persamaan, baik persamaan
struktural maupun persamaan model pengukuran. Sebenarnya langkah ini telah
dilakukan secara otomatis oleh program SEM yang tersedia (AMOS atau LISREL).
Berikut adalah contoh persamaan umum struktural
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Kesalahan estimasi
Sebagai
ilustrasi, model persamaan adalah pengaruh antara motivasi (MT) terhadap
kepuasan (KP), dan selanjutnya kepuasan terhadap kinerja (KN). Jadi persamaan
strukturalnya adalah:
KP = γ1 M + z1
KN = γ2 KP + z2
Dengan z1
adalah kesalahan estimasi antara motivasi terhadap kepuasan dan z2 adalah kesalahan
estimasi antara kepuasan terhadap kinerja; dan γ1 adalah koefisien regresi
motivasi ke kepuasan, dan γ2 adalah koefisien regresi kepuasan ke kinerja.
Sebagai
ilustrasi, motivasi diukur dengan tiga indikator MT1, MT2 dan MT3, maka
persamaan model pengukurannya adalah:
MT1 = β1 MT + e1
MT2 = β2 MT + e2
MT3 = β3 MT + e3
Dengan β1
adalah loading faktor indikator MT1 ke konstruk motivasi, β2 adalah loading
faktor MT2 ke konstruk motivasi dan β3 adalah loading faktor indikator MT3 ke konstruk motivasi; e1 adalah kesalahan
pengukuran indikator MT1, e2 adalah kesalahan pengukuran indikator MT2 dan e3
adalah kesalahan pengukuran indikator MT3.
Langkah
Keempat: Memilih Jenis Matrik Input dan Estimasi Model yang Diusulkan
Jenis matrik
input yang dimasukkan adalah data input berupa matrik varian atau kovarian atau
matrik korelasi. Data mentah observasi akan diubah secara otomatis oleh program
menjadi matriks kovarian atau matriks korelasi. Matriks kovarian mempunyai
kelebihan dibandingkan matriks korelasi dalam memberikan validitas perbandingan
antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda. Namun matriks kovarian
lebih rumit karena nilai koefisien harus diinterpretasikan atas dasar unit
pengukuran konstruk.
Estimasi
model yang diusulkan adalah tergantung dari jumlah sampel penelitian, dengan
kriteria sebagai berikut: (Ferdinand, 2006:47)
·
Antara 100 –
200 : Maksimum Likelihood (ML)
·
Antara 200 –
500 : Maksimum Likelihood atau Generalized Least Square (GLS)
·
Antara 500 –
2500 : Unweighted Least Square (ULS) atau Scale Free Least Square (SLS)
·
Di atas 2500
: Asymptotically Distribution Free (ADF)
Rentang di
atas hanya merupakan acuan saja dan bukan merupakan ketentuan. Bila ukuran
sampel di bawah 500 tetapi asumsi normalitas tidak terpenuhi bisa saja
menggunakan ULS atau SLS.
Langkah
berikutnya adalah dengan melakukan estimasi model pengukuran dan estimasi
struktur persamaan
1. Estimasi Model Pengukuran (Measurement
Model)
Juga sering disebut dengan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Yaitu dengan menghitung diagram model penelitian
dengan memberikan anak panah dua arah antara masing-masing konstruk. Langkah
ini adalah untuk melihat apakah matriks kovarian sampel yang diteliti mempunyai
perbedaan yang signifikan atau tidak dengan matriks populasi yang diestimasi.
Diharapkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan sehingga nilai signifikansi
pada Chi-Square di atas 0,05.
2. Model Struktur Persamaan (Structure
Equation Model).
Juga sering disebut dengan Full
model, yaitu melakukan running program dengan model penelitian. Langkah ini
untuk melihat berbagai asumsi yang diperlukan, sekaligus melihat apakah perlu
dilakukan modifikasi atau tidak dan pada akhirnya adalah menguji hipotesis
penelitian.
Langkah
Kelima: Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi
Beberapa
masalah identifikasi yang sering muncul sehingga model tidak layak di antaranya
adalah sebagai berikut:
·
Standard error yang besar
untuk satu atau beberapa koefisien.
Standard error yang besar
menunjukkan adanya ketidaklayakan model yang disusun. Standard error yang
diharapkan adalah relatif kecil, yaitu di bawah 0,5 atau 0,4 akan tetapi nilai
standard error tidak boleh negatif yang akan diuraikan lebih lanjut di bawah
pada point 3.
·
Program
tidak mampu menghasilkan matriks informasi yang seharusnya disajikan.
Jika program tidak mampu
menghasilkan suatu solusi yang unik, maka output tidak akan keluar. Hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa hal, misalnya sampel terlalu sedikit atau iterasi
yang dilakukan tidak konvergen.
·
Munculnya
angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.
Varians error yang diharapkan adalah
relatif kecil tetapi tidak boleh negatif. Jika nilainya negatif maka sering
disebut heywood case dan model tidak boleh diinterpretasikan dan akan muncul
pesan pada output berupa this solution is not admissible.
·
Munculnya
korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat (misal ≥
0,9).
Gangguan ini juga sering disebut
sebagai singularitas dan menjadikan model tidak layak untuk digunakan sebagai
sarana untuk mengkonfirmasikan suatu teori yang telah disusun.
Langkah
Keenam: Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
1. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik.
Ada beberapa uji kesesuaian statistik, berikut adalah beberapa kriteria yang
lazim dipergunakan
o
Likelihood ratio chi-square statistic (χ2). Pada program AMOS, nilai Chi
Square dimunculkan dengan perintah \cmin. Nilai yang diharapkan adalah kecil,
atau lebih kecil dari pada chi Square pada tabel. Chi-square tabel dapat
dilihat pada tabel, dan jika tidak tersedia di tabel (karena tabel biasanya hanya
memuat degree of freedom sampai dengan 100 atau 200), maka dapat dihitung
dengan Microsoft Excel dengan menu CHINV. Pada menu CHINV, baris probabilitas
diisi 0,05 dan deg_freedom diisi jumlah observasi. Maka Microsoft Excel akan
menghitung nilai chi-square tabel.
o
Probabilitas.
Dimunculkan dengan menu \p. Diharapkan nilai probabilitas lebih dari 0,05 (5%)
o
Root Mean Square Error Approximation (RMSEA). Dimunculkan dengan perintah \rmsea. Nilai
yang diharapkan adalah kurang dari 0,08.
o
Goodness of Fit Index (GFI). Dimunculkan dengan perintah \gfi dan nilai yang diharapkan adalah
lebih besar dari 0,9.
o
Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI). Dimunculkan dengan perintah \agfi dan nilai
yang diharapkan adalah lebih besar dari 0,9.
o
The Minimum Sampel Discrepancy Function atau Degree of Freedom (CMIN/DF). Dimunculkan
dengan perintah \cmin/df dan nilai yang diharapkan adalah lebih kecil dari 2
atau 3.
o
Tucker Lewis Index (TLI). Dimunculkan dengan perintah \tli dan nilai yang diharapkan adalah
lebih besar dari 0,95.
o
Comparative Fit Index (CFI). Dimunculkan dengan perintah \cfi dan nilai yang diharapkan adalah
lebih besar dari 0,95.
2. Uji Reliabilitas: Construct
Reliability dan Variance extracted. Diperlukan perhitungan
manual untuk menghitung construct reliability dan variance extracted. Dengan
persamaan construct reliability = (jumlah standard loading)^2/((jumlah standard
loading)^2)+(measurement error)) dan variance extracted = ((jumlah (standard
loading)^2))/(((jumlah(standard loading)^2))+(measurement error)). Dengan
measurement error = 1-((standar loading)^2)). Nilai yang diharapkan untuk
construct reliability adalah di atas 0,7 dan variance extracted di atas 0,5.
3. Asumsi-asumsi SEM:
o
Ukuran Sampel.
Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali jumlah observasi.
o
Normalitas.
Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada skewness
dan kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58. Normalitas multivariate
dilihat pada assessment of normality baris bawah kanan, dan mempunyai nilai
batas + 2,58.
o
Outliers. Outliers
multivariate dilihat pada mahalanobis distance dan asumsi outliers multivariate
terpenuhi jika nilai mahalanobis d-squared tertinggi di bawah nilai kritis.
Nilai kritis sebenarnya adalah nilai chi-square pada degree of freedom sebesar
jumlah sampel pada taraf signifikansi sebesar 0,001. Nilainya dapat dicari
dengan Microsoft Excel seperti telah disampaikan di atas. Univariate outliers
dilihat dengan mentransformasikan data observasi ke dalam bentuk Z-score.
Transformasi dapat dilakukan dengan Program SPSS dan asumsi terpenuhi jika
tidak terdapat observasi yang mempunyai nilai Z-score di atas + 3 atau
4.
o
Multicollinearity.
Multikolinearitas dilihat pada determinant matriks kovarians. Nilai yang
terlalu kecil menandakan adanya multikolinearitas atau singularitas.
Langkah
Ketujuh: Menginterpretasikan Hasil Pengujian dan Modifikasi Model
Peneliti
dapat melakukan modifikasi model untuk memperbaiki model yang telah disusun,
dengan sebuah catatan penting, yaitu bahwa setiap perubahan model harus
didukung oleh justifikasi teori yang kuat. Tidak boleh ada modifikasi model
tanpa adanya dukungan teori yang kuat. Modifikasi model dapat dilakukan dengan
menambahkan anak panah antar konstruk (juga bisa merupakan penambahan
hipotesis) atau penambahan dua anak panah antara indikator, yang juga harus
didukung dengan teori yang kuat. Penilaian kelayakan model modifikasi dapat
dibandingkan dengan model sebelum adanya modifikasi. Penurunan Chi-Square
antara model sebelum modifikasi dengan model setelah modifikasi diharapkan
lebih dari 3,84.
Modifikasi
dapat dilakukan pada indikator dengan modification indeks terbesar. Artinya
bahwa jika kedua indikator tersebut dikorelasikan (dengan dua anak panah) maka
akan terjadi penurunan chi-square sebesar modification indeks (MI) sebesar
angka tersebut. Sebagai contoh jika pada MI tertulis angka terbesar sebesar
24,5, maka jika kedua indikator tersebut dikorelasikan maka akan terjadi
penurunan Chi-square sebesar 24,5 yang signifikan karena lebih besar dari pada
3,84 seperti telah disebutkan di atas.
Pengujian
hipotesis juga dapat dilakukan pada langkah ketujuh ini dengan kriteria
critical ratio lebih dari 2,58 pada taraf signifikansi 1 persen atau 1,96 untuk
signifikansi sebesar 5%. Langkah ini sama dengan pengujian hipotesis pada
analisis regresi berganda yang sudah dikenal dengan baik.
Demikianlah alur atau langkah-langkah dalam
menggunakan analisa SEM. Semoga ulasan ini dapat memudahkan dan membantu
kawan-kawan. Bagi kawan-kawan yang masih mendapat kendala dengan SEM dan olah
data (termasuk SPSS), kita bisa sharing
disini atau contact saya.
pak...saya sedang mengerjakan disertasi dengan menggunakan SEM..bisa bantu saya?
ReplyDeleteBoleh pak Andi, nanti saya coba bantu
DeleteSilahkan di emailkan reseach proposalnya..
Pak saya sedang ngerjain Tesis menggunakan SEM, pada saat saya nguji Goodness of Fit gak ada satupun yg fit, semua d bawah nilai standar, kira2 solsinya gimana?
DeleteDalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Oleh karena itu digunakan uji GOF. Umumnya terhadap berbagai jenis fitindex yang digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan. Kenapa hasilnya tidak memenuhi kriteria? Menurut saya hal ini disebabkan : 1. Pastikan apakah hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan sudah didukung oleh justifikasi teori yang kuat. Hal ini dikarenakan SEM adalah untuk mengkonfirmasikan apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak. Jadi SEM tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis kausalitas imaginer. 2. Evaluasi apakah data yang digunakan telah memenuhi asumsi-asumsi SEM seperti normalitas, outlier, dsb
DeleteDalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model. Oleh karena itu digunakan uji GOF. Umumnya terhadap berbagai jenis fitindex yang digunakan untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data yang disajikan. Kenapa hasilnya tidak memenuhi kriteria? Menurut saya, hal yang perlu diperhatikan : 1. Pastikan apakah hubungan antara variabel-variabel yang dihipotesiskan sudah didukung oleh justifikasi teori yang kuat. Hal ini dikarenakan SEM adalah untuk mengkonfirmasikan apakah data observasi sesuai dengan teori atau tidak. Jadi SEM tidak dapat digunakan untuk menguji hipotesis kausalitas imaginer. 2. Evaluasi lg apakah data yang digunakan telah memenuhi asumsi-asumsi SEM seperti normalitas, outlier, dsb
ReplyDelete3. Jika memungkinkan modifikasi model
ReplyDelete